Selamat Datang di BLOG RADIT RAMUZA ^_^

Kamis, 22 September 2011

SEJARAH KEBUDAYAAN JEPANG - BUNKASAI NO NIPPON


By            : Radit (opa)
Special to : Sella P. (omaku)

SEJARAH HANABI (PESTA KEMBANG API)

Pada zaman dahulu, pesta Hanabi hanya diperuntukan dan bisa dinikmati oleh orang-orang tertentu dan kalangan atas. Biasanya kembang api dinyalakan sebagai tanda penutup setelah mengadakan jamuan megah nan mewah.

Namun, sekitar abad ke-18 tepatnya di Zaman Edo, pesta Hanabi baru bisa dinikmati semua rakyat di Jepang tanpa kecuali. Itu semua berkat seniman kembang api, yaitu Kagiya bersama asistennya yang bernama Tamaya.

Kedua seniman kembang api itu sangat gigih dalam meniti karir di bidang kembang api. Berbagai macam inovasi-inovasi baru berhasil mereka ciptakan dan kembangkan.

Semula usaha kembang api hanya dirintis oleh Kagiya pada tahun 1659. Namun setelah usahanya berkembang, Kagiya memperkerjakan Tamaya sebagai asistennya.
Diantara Kagiya dan Tamaya, mereka saling beradu inovasi-inovasi baru dalam menciptakan motif-motif kembang api. Dan alhasil, inovasi Tamaya mampu mengalahkan inovasi dari seniornya yaitu Kagiya.

Tak puas dengan inovasi lama, Kagiya mencoba kembali menciptakan kreasi yang baru lagi. Namun, pada saat Kagiya dan Tamaya menunjukan kreasi barunya itu di desa mereka, nasib berkata lain.
Kreasi mereka gagal dan menyebabkan rumah-rumah yang ada di desa hangus terbakar oleh kembang api ciptaan Kagiya dan Tamaya, dan mereka pun lalu diusir dari desanya karena telah dianggap sebagai penghancur desa. Segala karir yang telah dirintis oleh Kagiya dan Tamaya mengalami kebangkrutan.
Tapi, berkat usaha Kagiya dan Tamaya itulah kini warga Jepang dapat menyaksikan pesta Hanabi yang megah dengan motif-motif yang memukau.




SEJARAH SHODO

Sejarah kaligrafi Jepang dapat di lihat kembali ke asalnya yaitu kebudayaan Cina dan penciptaan sistem tulisan cina itu sendiri kira-kira sekitar 4.500 tahun yang lalu. Kaligrafi telah di kembangkan dalam waktu yang sangat lama pada saat dibawa nya ke Jepang yaitu sekitar abad ke 6 bersamaan dengan awal mulanya sistem menulis cina (kanji) masuk ke Jepang.
Di masa Heian, orang Jepang sudah memulai menunjukkan pencapaian yang cukup luar biasa di dalam bentuk seni yang baru Three Great Brushes” (atau sanpitsu) oleh pendeta Buddha, Kuukai (774 - 835), Kaisar Saga (786 - 842) dan petugas kekaisaran Tachibana no Hayanari (778 - 842) telah mencapai pendewaan gaya kaligrafi yang kemudian menjadi popular dari master Cina T’an, Yan Zhenqing (709 - 785). 






 
SEJARAH YUKATA

Istilah yukata berasal dari kata yukatabira (浴衣帷子). Mulanya katabira dipakai untuk menyebut sehelai kimono dari kain rami. Walaupun tidak lagi dibuat dari kain rami, pakaian seperti itu tetap disebut katabira. Kimono kain rami dipakai sebagai pakaian sewaktu mandi berendam, namun akhirnya berubah fungsi sebagai pakaian sesudah mandi. Ketika rumah-rumah di Jepang belum memiliki kamar mandi, yukata dipakai orang untuk pergi ke pemandian umum.

Dalam kamus Wamyō Ruijushō dari pertengahan zaman Heian, yukatabira (湯帷子) dijelaskan sebagai pakaian yang dikenakan sewaktu mandi berendam. Ketika itu, orang mandi sambil memakai yukatabira di pemandian umum, dan dipakai untuk mengelap keringat, sekaligus menutupi ketelanjangan dari orang lain. Bahan yukatabira adalah kain rami yang cepat kering kalau diperas.

Sejak sekitar zaman Azuchi-Momoyama, yukatabira dipakai orang sebagai pakaian sesudah mandi, untuk menyerap basah seusai mandi. Kalangan rakyat zaman Edo sangat menyenangi yukatabira hingga disingkat sebagai yukata. Ketika itu, yukata bukanlah pakaian sopan yang dipakai untuk bertemu dengan orang lain, melainkan hanya pakaian tidur.









SEJARAH ONIGIRI FOOD

"Onigiri," juga dikenal sebagai "Omusubi," adalah snack paling luas di Jepang. Ini makanan jepang berbentuk bola berukuran kepalan nasi, yang telah di industri, datang dalam bentuk segitiga agak menggugah rasa, terbuat dari beras putih dan dibungkus rumput laut, yang disebut "Nori." beras itu bisa dibumbui dengan isi seperti garam dan biji wijen hitam, dan / atau diisi di tengah dengan bahan asam atau asin seperti salmon, acar plum ("Umeboshi"), dan "Tarako" (cod roe). Pilihan isian tidak terbatas - apa pun yang cantik pergi.

Onigiri / omusubi berbeda dari sushi sebagai nasi yang digunakan bukan beras sushi khusus yang mengandung cuka, gula, dan garam. Hal ini membuat lebih mudah untuk mempersiapkan, dan dengan demikian sangat populer sebagai camilan untuk mengambil piknik, bekerja, dan bahkan untuk permainan bola. Siapa yang tidak ingin mengunyah nasi selama peregangan inning 7, kan?

Untuk mempersiapkan hidangan Anda akan memerlukan mangkuk kecil, bungkus plastik tipis, sendok beras ke sendok, semangkuk penuh putih, nasi bulat dimasak dengan benar (dan didinginkan), nori untuk membungkus beras, tambalan pilihan Anda, dan sedikit air dan garam secukupnya. Ambil mangkuk kecil dan garis itu dengan plastik tipis. membungkus harus cukup besar sehingga nasi tidak overflow ketika Anda membuat bola keluar dari itu.

Taburkan sedikit garam, mengisi mangkuk dengan nasi dan membuat lubang di tengah dengan bantuan jari Anda. Tambahkan tambalan yang Anda inginkan di dalam lubang. Bawa ujung bungkus plastik bersama-sama dan merubahnya menjadi ketat sehingga terlihat seperti bola. Jika Anda berhasil membuat segitiga ini, beritahu saya. Lepaskan plastik perlahan-lahan, dan membungkus bola beras sebagian atau seluruhnya dengan nori beberapa.

Tentu saja, seperti yang hampir apa pun di Jepang, Anda dapat menemukan onigiri / omusubi di 24 / 7 toko-toko yang saham harian di atas mereka dan menawarkan berbagai pilihan jenis mengisi. Ini merupakan makanan ringan anggaran yang ideal saat bepergian di Jepang.







SEKIAN ARIGATOO GOZAIMASU ^_^

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar